Tentang Metode dan Prinsip MONTESSORI....

Assalamu'alaikum Moms...

Kali ini MommyIca mau berbagi info tentang Montessori. Apa sih Montessori? mungkin moms familiar yah dengan kata montessori. Oke cekidot.....

***

Metode Montessori telah dan sangat populer di seluruh dunia dengan profesional anak usia dini dan orang tua. Pendekatan Montessori dirancang untuk mendukung perkembangan alami anak-anak di lingkungan yang dipersiapkan dengan baik. Metode Montessori didirikan berdasarkan filosofi pendidikan Maria Montessori. Prinsip dasarnya adalah "ikuti si anak" alias follow the child. Kelas Montessori dipersiapkan sedemikian mungkin hingga tersebut bekerja secara bebas dan membiarkan anak menemukannya sendiri. Pelajaran diberikan, namun tujuannya adalah agar anak-anak menemukan jawabannya dengan cara "mengoreksi diri sendiri".

Ada lima prinsip dasar metode Montessori.  Prinsip-prinsip ini meliputi: 1. respect for the child, 2. the absorbent mind, 3. sensitive periods, 4. the prepared environment, dan 5. autoeducation.

1. RESPECT FOR THE CHILD
Respect for the child  adalah pondasi yang paling mendasar dari semua prinsip Montessori lainnya. Seperti kata Montessori,

As a rule, however, we do not respect children. We try to force them to follow us without regard to their special needs. We are overbearing with them, and above all, rude; and then we expect them to be submissive and well-behaved, knowing all the time how strong is their instinct of imitation and how touching their faith in and admiration of us. They will imitate us in any case. Let us treat them, therefore, with all the kindness which we would wish to help to develop in them (Montessori, 1965).

Guru menunjukkan rasa hormat pada anak ketika membantu anak melakukan berbagai hal dan belajar. Bila anak memiliki pilihan, mereka mampu mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk membuat pembelajaran yang efektif, dan harga diri yang positif.


2. THE ABSORBENT MIND
Montessori percaya bahwa anak-anak mampu mendidik dirinya sendiri.

“It may be said that we acquire knowledge by using our minds; but the child absorbs knowledge directly into his psychic life. Simply by continuing to live, the child learns to speak his native tongue" (Montessori, 1966).
Montessori ingin kita mengerti bahwa anak-anak tidak perlu dibantu untuk belajar. Cukup dengan kehidupan sehari-hari, anak belajar dari lingkungannya. Anak-anak terlahir untuk belajar, dan mereka adalah sistem pembelajaran yang luar biasa. Anak belajar karena mereka berpikir makhluk. Tapi apa yang mereka pelajari sangat bergantung pada guru, pengalaman, dan lingkungan mereka.


3. SENSITIVE PERIODS
Montessori percaya bahwa ada periode sensitif biasanya kita sebutnya :golden age" ketika anak-anak lebih peka terhadap perilaku tertentu dan dapat mempelajari keterampilan tertentu dengan lebih mudah. Meskipun semua anak mengalami periode sensitif yang sama (misalnya, sensitive period untuk anak mampu menbaca), urutan dan waktu bervariasi untuk setiap anak. Salah satu peran guru adalah dengan menggunakan observasi untuk mendeteksi masa sensitivitas dan memberikan setting supaya sensitive periods ini jadi lebih optimal.

A sensitive period refers to a special sensibility which a creature acquires in its infantile state, while it is still in a process of evolution. It is a transient disposition and limited to the acquisition of a particular trait. Once this trait or characteristic has been acquired, the special sensibility disappears....(Montessori, 1966).


4. THE PREPARED ENVIRONMENT
Montessori percaya bahwa lingkungan belajar  anak-anak belajar yang paling baik adalah dilingkungan yang dipersiapkan, tempat di mana anak-anak dapat melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri. Lingkungan disiapkan sedemikian rupa agar  bahan belajar tersedia untuk anak dengan setingan yang teratur. Ruang kelas yang digambarkan oleh Montessori sebenarnya adalah ruang kelas yang berpusat pada anak dan menjadikan mereka sebagai pembelajar yang aktif Kebebasan adalah karakteristik penting dari lingkungan yang dipersiapkan. Karena anak-anak di lingkungan bebas untuk mengeksplorasi bahan yang mereka pilih sendiri, mereka menyerap apa yang mereka temukan di sana. Maka ciptakan lingkungan anak yang memungkinkan mereka untuk mandiri, aktif, dan belajar.


5. AUTOEDUCATION
Montessori menamai konsep bahwa anak-anak mampu mendidik dirinya sendiri sebagai autoeducation (juga dikenal sebagai self-education). Anak-anak yang secara aktif terlibat dalam lingkungan yang telah dipersiapkan dan mereka bebas menggunakannya untuk mendidik diri mereka sendiri. 


dirangkum dari buku: Dr. Montessori's Own Handbook
kalau mau lebih jelas baca sendiri yah moms 😄

***

Karena MommyIca sendiri yang ngajarin aqilah jadi gurunya diganti sama diri sendiri, hehehehe. Hal pertama kali yang saya lakukan ketika menggunakan metode ini adalah mengubah mindset.mengubah mindset bahwa anak harus mengikuti aturan untuk belajar, anak perlu dibimbing, perlu dicecokin supaya pintar. Lalu saya ubah menjadi anak adalah makhluk pembelajar yang tangguh. Allah menciptakan anak sedimikian rupa dengan fitrah bawaannya masing2 dan setiap anak tidak sama. dan orangtua atau guru hanya memfasilitasi aja.eh tapi ini kedengarannya klse bgd yah, tapi ketika saya sudah menjalankannya baru deh kerasa benernya. Ternyata anak mampu belajar sendiri melebihi ekspektasi orangtuanya lho tapi syarat dan ketentuan berlaku juga sih. berikutnya adalah menyiapkan rumah ramah anak. Banyak orangtua yang tidak mempersiapkan rumah ramah anak. lha anaknya nyentuh perabotan aja udah teriak "jangaaaaaan" entah takut barang pecah atau ketimpa si anak, hayooo siapa yang begini. Nah dimontessori harus dan wajib tata ruang dan peralatan ramah anak (ramah anak bukan berarti plastik semua lho, orang EPL aja pakainya porcelain semua).Perabot diletakkan ditempat yang mudah dijangkau anak dan ukurannya juga ukuran anak supaya anak bisa menggunakannya. Ini baru dari sisi Practical Life aja lho belum tata ruang kelas dan peralatan belajarnya. pokoknya di setting sedemikian rupa supaya anak mudah ngambil bahan palajaarannya sendiri. dan ruang kelas harus naturan g boleh heboh warna-warni karena akan menganggu konsentrasi anak.

Oke Sekian dulu yah, semoga next bisa posting tentang kurikulumya juga.... See you Moms!!!

Wasalamu,alaikum

Salam Hangat,
MommyIca


Komentar

Postingan Populer