Matrikulasi Ibu Profesional sesi #2 MENJADI IBU PROFESIONAL KEBANGGAAN KELUARGA

Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #2

MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGA


Apa kabar bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP batch #3? Pekan ini kita akan belajar bersama
a. Apa Itu Ibu Profesional?
b. Apa itu Komunitas Ibu Profesional?
c. Bagaimana tahapan-tahapan untuk menjadi Ibu Profesional?
d. Apa saja indikator keberhasilan seorang Ibu Profesional?

APA ITU IBU PROFESIONAL?
Kita mulai dulu dengan mengenal kata IBU ya. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ibu itu memiliki makna 1 perempuan yang telah melahirkan seseorang; 2 sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami;3 panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum; 4 bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): -- jari; 5 yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: -- negeri; -- kota;

Sedangkan kata PROFESIONAL, memiliki makna 1 bersangkutan dengan profesi; 2 memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --;
Berdasarkan dua makna tersebut di atas, maka IBU PROFESIONAL adalah seorang perempuan yang :
a. Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya.
b.Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh –sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik.


APA ITU KOMUNITAS IBU PROFESIONAL?
Adalah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu.

MISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL
1.Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi
guru utama dan pertama bagi anaknya.
2. Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya
sehingga menjadi keluarga yang unggul.
3. .Meningkatkan rasa percaya diri  ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga  ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
4. Meningkatkan peran ibu menjadi "change agent" (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya akan bermanfaat bagi banyak orang.

VISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL
Menjadi komunitas pendidikan perempuan Indonesia yang unggul dan profesional sehingga bisa berkontribusi kepada negara ini dengan cara membangun peradaban bangsa dari dalam internal keluarga.

BAGAIMANA TAHAPAN-TAHAPAN MENJADI IBU PROFESIONAL?
Ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional yaitu :
a. Bunda Sayang
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya
b. Bunda Cekatan
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.
c. Bunda Produktif
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri  ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga  ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
d. Bunda Shaleha
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.

APA INDIKATOR KEBERHASILAN IBU PROFESIONAL?
“Menjadi KEBANGGAAN KELUARGA
Kalimat di atas adalah satu indikator utama keberhasilan seorang Ibu Profesional. Karena  anak-anak dan suami kitalah yang paling berhak pertama kali mendapatkan ibu dan istri yang terbaik di mata mereka.

Maka yang perlu ditanyakan adalah sbb :

BUNDA SAYANG
a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya?
b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggi?
c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini?
d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak-anak?

BUNDA CEKATAN
a. Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik?
b.Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai “kasir” keluarga sekarang menjadi “manajer keuangan keluarga”.
c.Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini?
d.Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga

BUNDA PRODUKTIF
a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita?
b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut?
c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini?
d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga?

BUNDA SHALEHA
a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini?
b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada?
c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus?
d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut?

Selamat berproses menjadi Ibu Profesional, dan nikmatilah tahapan-tahapan belajar yang bunda dan calon bunda rasakan selama mengikuti program pendidikan di Ibu Profesional ini dengan segenap kesungguhan

Seperti pesan pak Dodik kepada Ibu Septi untuk meyakinkan beliau tentang pentingnya kesungguhan menjadi seorang Ibu sbb:

“Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu, tidak ada hukum terbalik” -Dodik Mariyanto


Salam Ibu Profesional
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/



SUMBER BACAAN:
Kamus Besar Bahas Indonesia, Edisi keempat, Balai Pustaka, Jakarta, 2008
Hei, Ini Aku Ibu Profesional, Leutikaprio, cetakan 1, 2012
Bunda Sayang, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2013
Bunda Cekatan, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2014
Bunda Produktif, Catatan Ikhtiar Menjemput Rizki, Seri Ibu Profesional, J&J Publishing, cetakan 1, 2015



Sesi Tanya-Jawab
****

1⃣ Pertanyaan :
Dalam tahapan menjadi ibu profesional ada tahapan ' bunda sayang'. Dimana mempelajari tentang lmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya. Yang ingin saya tanyakan bagaimana dan mulai darimana saya mempelajari tahapan bunda sayang, sedangkan saya belum memiliki seorang anak? dan bagaimana saya mempraktekkan dlm kehidupan sehari-hari untuk saat ini?
- Arum Puji -
Jawaban:
1⃣ Bagi perempuan yang belum berkeluarga atau sudah berkeluarga namun belum memiliki anak, tahapannya
bunda cekatan - bunda sayang - bunda produktif bunda solehah.
sembari menunggu diamanahi seorang anak, bunda bisa fokus menyelesaikan tahapan bunda cekatan sambil mempelajari dulu ilmu tentang bunda sayang sebagai bekal jika sudah diamanahi anak nantinya. tahapan bunda sayang akan dipelajari nanti setelah bunda lulus di tahap matrikulasi ini. jadi bersabar ya bun, tetap semangat mengikuti ilmu ini setahap demi setahap ✅

2⃣ Dalam menjalani profesi IBU professional, tentu Kita harus memiliki konsep diri dulu. Salah satunya adalah berdamai dengan diri sendiri. Pertanyaan saya, bagaimana Cara memaafkan diri atas kesalahan dalam mengasuh anak di Masa lalu yang menyebabkan hubungan/bonding IBU Dan anak hampir hilang? Dan bagaimana Cara memperbaiki bonding tersebut?
- Arie -
2⃣ sebenarnya bukan kesalahan dalam mengasuh anak di masa lalu ya bun, tapi mungkin pada saat itu kita belum memiliki ilmunya sehingga kita tidak tau apa yang sebaiknya kita lakukan dalam mengasuh anak. bersyukur kita masih diberi kesempatan untuk memperbaiki hal tersebut. minta maaf kepada diri sendiri dan minta maaf kepada anak atas kesalahan atau kekhilafan yang pernah kita lakukan. evaluasi diri dan lakukan perbaikan 
hal yang menyebabkan bonding ibu dan anak hampir hilang salah satunya karena kita tidak dekat dengan anak, tidak menerapkan ilmu "komunikasi produktif" dan banyak faktor lainnya. cara memperbaikinya yaitu dengan meminta maaf dan membangun kembali kedekatan dengan anak. tipsnya, komunikasi produktif ya bun  ✅

Pertanyaan :
3⃣ Belajar menjadi ibu Profesional, tentunya harus memiliki satu persepsi dengan suami mengenai konsep "Ibu Profesional", krn dengan begitu suami dapat mendukung kita menjadi Ibu Profesional. Pertanyaan saya, bagaimana cara mengkomunikasikan dengan keluarga terutama suami utk menjadi calon Ibu Profesional nantinya, karena belum memiliki buah hati? Kemudian cara atau strategi apa yang tepat dalam menjalankan proses menuju ibu profesional tanpa ada rasa beban utk menjadi ibu profesional?? Terima kasih...
- Diajeng Ayu -
3⃣ mba ayu, lakukan terlebih dahulu ilmu yang kita peroleh. karena biasanya suami itu butuh pembuktian. misal kita belajar adab menuntut ilmu, jika kita biasa bercerita dengan suami, ceritakan ilmu yang kita dapatkan dan kemudian terapkan dalam kehidupan sehari-hari. InsyaAllah perubahan kita ke arah yang lebih baik selama berproses menjadi ibu profesional dapat dirasakan oleh keluarga.
strateginya, seperti yang telah kita pelajari di adab menuntut ilmu kemaren. setelah kita mendapat ilmu, terapkan dan evaluasi. lakukan perbaikan ke arah yg lebih baik. begitu terus sampai kita mendapat gelar Almarhumah di universitas kehidupan ini 
menjadi ibu profesional bukanlah sebuah beban, tapi bagaimana kita berproses ke arah yang lebih baik sebagai istri, ibu dan anak (terhadap orang tua) ✅

4⃣ Assalamualaikum bunda ayu, sebagai yang masih single tentu saja banyak hal yang berseliweran dikepala saya dan terkait materi ibu profesional, bagaimana jika setelah lulus nanti ingin saya tuangkan ke dalam tulisan tepatnya buku, agar semakin banyak yang berminat belajar dalam kelas matrikulasi ini sedari mereka belum menikah, bolehkan dan kira2 hal apa saja yang harus saya perhatikan terkait isi buku?
Terima kasih 
- Eka -
4⃣ mba eka, sangat boleh menuangkan ke dalam sebuah buku mba. sedikit share, matrikulasi batch 2 iip bekasi bahkan sudah menghasilkan buku yang berhubungan dengan materi matrikulasi ini.
hal yang perlu diperhatikan sudah kita pelajari di materi pertama tentang adab menuntut ilmu ya mba :eka ✅

Pertanyaan
5⃣ Tingkatan Bunda PROFESIONAL,
Dari mulai Bunda sayang hingga Bunda sholehah
Apakah dengan menjadi Ibu Professional harus didukung oleh seorang suami dlm prosesnya, bagaimana agar suami turut membantu dlm tahapan2 Bunda diatas? Dan bagaimana jika single parents yg harus berjuang u/ kehidupannya?
- Fida Yanti -
Dukungan dari suami sangat diperlukan. misalnya saja jika bunda ingin belajardi group ini, sudahkah meminta izin suami? Jika tidak diizinkan oleh suami, sebaiknya tidak dilakukan . 
jika diizinkan oleh suami, saatnya kita melakukan perbaikan.
Tips dari Pak Dodik, jika seandainya ada yang mau kita ubah di dalam keluarga (termasuk suami dan anak-anak), maka lakukan perubahan terhadap diri sendiri dulu. lambat laun nanti suami akan merasakan manfaat perubahan kita dan tergoda untuk terlibat.
Untuk single parents, sama mba. namun bedanya ada tambahan tugas, yaitu menjadi tulang punggung keluarga.
kuncinya di manajemen waktu dan jangan pernah berhenti menuntut ilmu ✅

Pertanyaan
6⃣ 1. Apakah mungkin predikat 'Ibu Profesional' dicapai jika tinggal serumah dgn neneknya anak2? Jika mungkin,kira2 bagaimana tips supaya cara mendidik anak tidak berbenturan dgn keinginan nenek yg juga ingin mendidik cucunya.
2. Apa contoh "misi spesifik di muka bumi" bagi seorang ibu.
- Anggun -
6⃣ mba anggun, predikat ibu profesional dapat dicapai oleh siapapun. Sedikit cerita tentang tips dari bu septi jika tinggal serumah dengan nenek. selalu komunikasikan tentang pengasuhan anak dengan nenek jika ada yg berbenturan. tetapi tetap dengan cara yang baik. kuncinya komunikasi produktif. bangun kedekatan dengan nenek sehingga jika ada pebedaan pendapat kita enak komunikasinya, kalau perlu sering sering berikan beliau hadiah (barang yg disukainya).
jika ada perbedaan tentang pengasuhan anak dengan nenek, komunikasikan ke suami terlebih dahulu, kemudian diskusi dengan nenek (bisa kita atau minta tolong dengan suami jika diperlukan). setelah itu, baru diskusikan dengan anak supaya anak tidak memiliki 2 pemahaman yang berbeda dan ia bingung menentukan mana yg benar,
Contoh "misi spesifik di muka bumi" berbeda beda setiap ibu, ada yg mempunyai misi sebagai "edukator". selanjutnya tentang "misi spesifik" kan dipelajari di materi selanjutnya ya mba anggun  ✅

7⃣Pertanyaan:
Tahapan menjadi Ibu Profesional ada 4. Apakah untuk mencapai Bunda Produktif itu berarti harus melewati 2 tahapan sebelumnya? Tidak bisakah bersamaan?
Setelah menikah dan punya anak saya agak terkejut bagaimana tugas Ibu tanpa ART begitu banyak dan menyita tenaga, padahal anak baru satu. Ada kalanya saya ingin kembali kuliah atau bekerja, namun saya lupakan lagi mengingat hak anak untuk saya asuh sendiri adalah prioritas. Namun jenuh karena seharian di rumah lebih sering melanda. Belakangan suami menyarankan saya kembali kuliah, urusan anak dan rumah tangga katanya nanti akan menyesuaikan sendiri, namun saya masih ragu.
Apakah saya harus fokus dulu dalam memanage anak dan seluruh urusan rumah tangga, atau nekat kuliah lagi tanpa pikir panjang?
-Afie
waktu family camp tahun lalu, ada juga yg bertanya tentang "tinggal serumah dengan nenek", saran dari pak dodik yaitu sebisa mungkin untuk pisah rumah dengan keluarga lain. tetapi jika tidak memungkinkan, kembali lagi ke komunikasi. selalu komunikasi dan diskusikan jika ada perbedaan pendapat.
Mba afie, mengutip kata bu septi "bersungguh sungguhlah kamu di dalam, maka engkau akan keluar dengan kesungguhanmu". ini yang telah dirasakan oleh bu septi, dulu beliau memutuskan untuk menyimpan baik baik ijazahnya dan menolak pengangkatan dirinya sebagai PNS karena pak dodik meminta beliau agar anaknya dididik sendiri oleh ibunya, bukan oleh neneknya atau orang lain.
kemudian bu septi benar benar fokus ke mendidik anak dan memperbaiki manajemen rumah tangga, sehingga lahirlah jarimatika, abaca baca, jari Al-qur'an. kemudian kurikulum bunda sayang dan bunda cekatan.
tetapi jika memang tahapan bunda produktif adalah sebuah keharusan, maka kuncinya yaitu manajemen waktu yg harus diperhatikan. "delegasikan" tugas jika memang perlu di delegasikan.
terkait dengan lanjut kuliah, itu tergantung dengan kesepakatan mba dengan suami. setiap keputusan selalu ada konsekuensi, konsekuensi itu yg harus dipahami oleh mba, suami dan keluarga :)
misal, jika bunda kuliah lagi, otomatis waktu bunda bersama anak anak berkurang, pekerjaan bunda yang awalnya dikerjakan sendiri bisa dibantu oleh suami dan anak-anak dan hal hal lainnya ✅

8⃣Pertanyaan:
1. Apakah seorang ibu dgn gangguan mood swing bs menjadi seorang ibu profesional?
2. Apa yg harus dilakukan seorang ibu dgn inner child yg kurang menyenangkan agar bisa berkualitas dlm mendidik anaknya?
-annisa-
8⃣ mba annisa, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, semua ibu bisa menjadi seorang ibu profesional 
gangguan mood swing atau inner child sebenarnya kita sendiri yang menciptakan. jangan pernah jadikan "masalah" sebagai hambatan untuk kita menjadi lebih baik.
pada materi komunikasi produktif, bu septi menjelaskan ganti kata "masalah" sebagai "tantangan". karena jika kita mengatakan tantangan, badan kita akan tetap dan kita lebih bersemangat untuk menyelesaikan "masalah" tersebut. sama halnya dengan "mood swing atau inner child", jadikan 2 hal itu sebagai tantangan untuk kita menghadapinya dan berubah. ✅

9⃣ Bagaimana caranya menghadapi pihak ekternal yg suka membicarakan kita berpendidikan tinggi tp cuman jd ibu rumah tangga?
- Anita -
9⃣ mba anita, begini penjelasan bu septi, ketika dulu kita bertanya ttg bisikan bisikan dari pihak eksternal
"kalau saya dulu berusaha untuk menutup mata dan telinga sekenceng-kencengnya, kemudian mengafirmasi diri, bahwa ini pilihan terbaik, dan saya akan menghargai pilihan saya. Karena kadangkita minta orang lain menghargai profesi/ pilihan hidup yang kita ambil, diri kita sendiri justru tidak menghargainya. Apa contohnya?
Dulu saya selalu pakai daster all day, ini adalah bukti bahwa diri saya sendiri saja tidak menghargai pilihan profesi yang saya ambil.
Maka prinsipnya adalah
"For THINGS to CHANGE, I must CHANGE FIRST"
mulailah berubah dari diri kita sendiri, setelah itu saya gunakan prinsip selanjutnya
"Selama ALLAH dan RASULNYA" tidak MURKA, maka saya akan jalan terus"✅

1⃣0⃣ Untuk menjadi ibu profesional saya masih kesulitan mengelola emosi. Bagaimana mengelola emosi agar tidak mengeluarkan kemarahan dan kesedihan di depan anak? Tkb
Gista
mba gista, jika mba emosi kepada anak karena kesalahan anak, maka coba untuk menaham diri sebentar (sabar sebelum mengeluarkan kata kata), dan ucapkan kalimat produktif (bukan menyebutkan kesalah-kesalahan anak, ditamba dengan bumbu bumbu kalimat yang menyakitkan hati sang anak)
contohnya "saya kutip dari materi komunikasi produktif bu septi di kelas bunda sayang"
c. Katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan
⛔Kalimat tidak produktif:
“Nak, Ibu tidak ingin kamu nge-game terus sampai lupa sholat, lupa belajar!”
✅Kalimat produktif:
“Nak, Ibu ingin kamu sholat tepat waktu dan rajin belajar”
d. Fokus ke depan, bukan masa lalu
⛔Kalimat tidak produktif:
“Nilai matematikamu jelek sekali, cuma dapat 6! Itu kan gara-gara kamu nge-game terus,sampai lupa waktu, lupa belajar, lupa PR. Ibu juga bilang apa. Makanya nurut sama Ibu biar nilai tidak jeblok. Kamu sih nggak mau belajar sungguh-sungguh, ibu jengkel!”
✅Kalimat produktif:
“Ibu lihat nilai rapotmu, hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, ada yang bisa ibu bantu? Sehingga kamu bisa mengubah strategi belajar menjadi lebih baik lagi”
e. Ganti kata ‘TIDAK BISA” menjadi “BISA”
Otak kita akan bekerja seseai kosa kata. Jika kita mengatakan “tidak bisa” maka otak akan bekerja mengumpulkan data-data pendukung faktor ketidakbisaan tersebut. Setelah semua data faktor penyebab ketidakbisaan kita terkumpul, maka kita malas mengerjakan hal tersebut yang pada akhirnya menyebabkan ketidakbisaan sesungguhnya. Begitu pula dengan kata “BISA” akan membukakan jalan otak untuk mencari faktor-faktor penyebab bisa tersebut, pada akhirnya kita BISA menjalankannya.
f. Fokus pada solusi bukan pada masalah
⛔Kalimat tidak produktif:
“Kamu itu memang tidak pernah hati-hati, sudah berulangkali ibu ingatkan, kembalikan mainan pada tempatnya, tidak juga dikembalikan, sekarang hilang lagi kan, rasain sendiri!”
✅Kalimat produktif:
“Ibu sudah ingatkan cara mengembalikan mainan pada tempatnya, sekarang kita belajar memasukkan setiap kategori mainan dalam satu tempat. Kamu boleh ambil mainan di kotak lain, dengan syarat masukkan mainan sebelumnya pada kotaknya terlebih dahulu”.
g. Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan
Berikanlah pujian dan kritikan dengan menyebutkan perbuatan/sikap apa saja yang perlu dipuji dan yang perlu dikritik. Bukan hanya sekedar memberikan kata pujian dan asal kritik saja. Sehingga kita mengkritik sikap/perbuatannya bukan mengkritik pribadi anak tersebut.
⛔Pujian/Kritikan tidak produktif:
“Waah anak hebat, keren banget sih!”
“Aduuh, nyebelin banget sih kamu!”
✅Pujian/Kritikan produktif:
“Mas, caramu menyambut tamu Bapak/Ibu tadi pagi keren banget, sangat beradab, terima kasih ya Nak”
“Kak, bahasa tubuhmu saat kita berbincang-bincang dengan tamu Bapak/Ibu tadi sungguh sangat mengganggu, bisakah kamu perbaiki lagi?”
h. Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman
⛔Kalimat Tidak Produktif:
“Makanya jadi anak jangan malas, malam saat mau tidur, siapkan apa yang harus kamu bawa, sehingga pagi tinggal berangkat.”
✅Kalimat Produktif:
“Ibu dulu pernah merasakan tertinggal barang yang sangat penting seperti kamu saat ini, rasanya sedih dan kecewa banget, makanya ibu selalu mempersiapkan segala sesuatunya di malam hari menjelang tidur. ✅
Pertanyaan
1⃣1⃣ 1. berkaitan dengan NHW yang lalu, saya melihat jawaban dari apa yang ingin dipelajari pada NHW lalu, tercermin pada Tahapan Ibu Profesional - Bunda produktif, apakah saya bisa langsung menjadi Bunda produktif, tanpa melalui bunda sayang & cekatan?
2. bagaimana bentuk evaluasi dari indikator keberhasilan seorang Ibu pro? pertanyaan2 sebagai indikatornya, bagaimana bentuk pengukurannya? kalau dikantor biasanya kita punya KPI, apakah sebagai Ibu pro kita juga harus punya KPI?
- Ayu Rachmawati -
1⃣1⃣ 1. Mb Ayu, materi yang ada di IIP sudah disusun sedemikian rupa, step by step yang akan mengantarkan para Bunda insya Allah lebih mengenal jatidiri dan perannya baik dalam keluarga maupun di masyarakat. Dua tahap pertama adalah pijakannya. Idealnya, setiap tahap harus kuat pijakannya, karena tangga berikutnya masih tinggi.
Jika belum kuat di pijakan awal dan buru-buru naik ke pijakan berikutnya, biasa terjadi ketidak seimbangan. Minimal dengan masuk di Ibu Profesional, kita makin paham road map kita. Sehingga kelak bisa mengatakan ON TRACK atau OFF TRACK

1⃣1⃣ 2. Indikator keberhasilan ini akan dipelajari dalam NHW berikutnya. Sekedar bocoran, sebagai seorang istri dan ibu, kostumer loyal yang harus kita layani adalah suami dan anak-anak. Nah, dari merekalah kita akan tahu apakah kita sudah layak dianggap profesional? ✅

1⃣2⃣ Saat ini saya masih tinggal bersama ibu mertua (alm ayah mertua udah meninggal) dan ga mungkin kita pindah dari rumah ibu mertua.
Urusan rumah seperti memasak dilakukan oleh ibu mertua karena memang ibu mertua saya suka sekali memasak.
Pekerjaan rumah seperti mencuci baju saya lakukan sendiri dengan mesin. Setrika baju dan rapi2 rumah dibantu asisten.
Keseharian saya bekerja di Instansi Pemerintah office hour kadang sampai lembur.
Selama ini saya memaksimalkan waktu untuk belajar bersama anak di waktu setelah sholat subuh seperti mangajari anak belajar ngaji (baca iqro) dan mengulang hapalan surat2 pendek Al-Qur'an saat antar perjalanan kesekolah naik motor.
Yang ingin saya tanyakan: apa yang bisa saya lakukan untuk menjadi Ibu Professional Kebanggaan Keluarga dengan keadaan dan keterbatasan saya yang seperti ini..
Terima kasih atas jawabannya.. 
- Sandra -
1⃣2⃣ Mb Sandra, yang dilakukan selama ini sudah cukup baik koq, yaitu berusaha mendidik anak secara langsung, dengan keterbatasan waktu yang dimiliki. Nah, supaya anak memperoleh apa yang diharapkan oleh orangtuanya, maka luangkan waktu mbak untuk melatih orang dewasa di sekitar anak-anak, kalau terpaksa memang harus meninggalkan mereka dari pagi-petang. Jadi tidak akan ada kesenjangan gaya mendidik dan Mb Sandra bisa tenang meninggalkan anak di rumah, karena yakin bahwa anak berada di bawah pengasuhan yang tepat. Jika dengan suami, berusahalah sebaik mungkin untuk menjadi partner beliau. ✅
Pemilihan bahasa yang tepat, sangat mempengaruhi perkembangan mental dan karakter anak, saya merasakan sendiri. Tumbuh dengan orang tua yang secara emosional blm stabil, dan penggunaan bahasa yang kasar. Membuat saya dan adik adik saya pun tumbuh menjadi org yg berwatak dan karakter keras, dengan pengendalian emosi yg kurang baik. Alhamdulillah mengambil keputihan jauh dari ortu, terutama Ibu, membantu saya melepaskan sedikit sedikit didikan ibu saya dan juga nenek saya (secara tdk langsung melalui ibu).
Sedikit tambahan ya mb Febbi.. Biar gak terlalu ngebeban niih, ada tips dari bu Septi juga...
Jika emosi sedang terpancing, menghindar sebentar dari anak dan katakan “Ibu butuh waktu sebentar, kalian bermain sendiri dulu ya”. Lantas masuklah kamar atau kamar mandi dan terserah, mau nangis boleeeh, mau mandi juga boleh. Hehehe... Kalau dalam Islam, jika sedang esmosih jiwa, sebaiknya gimana? Wudhu kan? Emosi itu anggaplah hawa panas yang dapat diredam dengan sesuatu yang sejuk, seperti air. Ada juga yang mengatakan, jika sedang dalam keadaan emosi, maka duduklah, kalau masih emosi juga, berbaringlah. Jika masih emosi juga, segeralah berwudhu dan sholatlah.
Bu Septi pernah cerita, Pak Dodik akan tahu bagaimana suasana hati istrinya cukup dengan melihat rekening listrik. Jika tagihan listrik melonjak, berarti Sang Istri sedang mempunyai masalah entah dengan anak-anak ataupun dengan suami. Bu Septi punya kebiasaan, jika sedang emosi, akan mengurung diri di kamar mandi, dengan keran air yang mengucur terus, supaya tak terdengar sedang menangis.
Lanjuuut , jika emosi telah stabil dekati kembali anak dan bicarakan permasalahannya dengan menggunakan komunikasi produktif . Wah apa itu? Materi ini akan dipelajari di Bunda Sayang, sabar yaa.. 

Komentar

Postingan Populer