PROLOG (ADAB MENUNTUT ILMU)

PROLOG 1
KELAS MATRIKULASI BATCH 3
INSTITUT IBU PROFESIONAL


☘☘☘☘
ADAB MENUNTUT ILMU
Senin, 23 Januari 2016
Disusun oleh Tim Matrikulasi- Institut Ibu Profesional

Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mengubah perilaku dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Karena pada dasarnya ilmu menunjukkan kepada kebenaran dan meninggalkan segala kemaksiatan.

Banyak diantara kita terlalu buru-buru fokus pada suatu ilmu terlebih dahulu, sebelum paham mengenai adab-adab dalam menuntut ilmu. Padahal barang siapa orang yang menimba ilmu karena semata-mata hanya ingin mendapatkan ilmu tersebut, maka ilmu tersebut tidak akan bermanfaat baginya, namun barangsiapa yang menuntut ilmu karena ingin mengamalkan ilmu tersebut, niscaya ilmu yang sedikitpun akan sangat bermanfaat baginya.

Karena ILMU itu adalah prasyarat untuk sebuah AMAL, maka ADAB adalah hal yang paling didahulukan sebelum ILMU

ADAB adalah pembuka pintu ilmu bagi yang ingin mencarinya
Adab menuntut ilmu adalah tata krama (etika) yang dipegang oleh para penuntut ilmu, sehingga terjadi pola harmonis baik secara vertikal, antara dirinya sendiri dengan Sang Maha Pemilik Ilmu, maupun secara horisontal, antara dirinya sendiri dengan para guru yang menyampaikan ilmu, maupun dengan ilmu dan sumber ilmu itu sendiri.

Mengapa para Ibu Profesional di kelas matrikulasi ini perlu memahami Adab menuntut ilmu terlebih dahulu sebelum masuk ke ilmu-ilmu yang lain?

Karena ADAB tidak bisa diajarkan, ADAB hanya bisa ditularkan

Para ibulah nanti yang harus mengamalkan ADAB menuntut ilmu ini dengan baik, sehingga anak-anak yang menjadi amanah para ibu bisa mencontoh ADAB baik dari Ibunya

☘ADAB PADA DIRI SENDIRI
a. Ikhlas dan mau membersihkan jiwa dari hal-hal yang buruk.
Selama batin tidak bersih dari hal-hal buruk, maka ilmu akan terhalang masuk ke dalam hati.Karena ilmu itu bukan rentetan kalimat dan tulisan saja, melainkan ilmu itu adalah “cahaya” yang dimasukkan ke dalam hati.
b. Selalu bergegas, mengutamakan waktu-waktu dalam menuntut ilmu, Hadir paling awal dan duduk paling depan di setiap majelis ilmu baik online maupun offline.
c.Menghindari sikap yang “merasa’ sudah lebih tahu dan lebih paham, ketika suatu ilmu sedang disampaikan.
d.Menuntaskan sebuah ilmu yang sedang dipelajarinya dengan cara mengulang-ulang, membuat catatan penting, menuliskannya kembali dan bersabar sampai semua runtutan ilmu tersebut selesai disampaikan sesuai tahapan yang disepakati bersama.
e. Bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas yang diberikan setelah ilmu disampaikan. Karena sejatinya tugas itu adalah untuk mengikat sebuah ilmu agar mudah untuk diamalkan.

☘ADAB TERHADAP GURU (PENYAMPAI SEBUAH ILMU)
a. Penuntut ilmu harus berusaha mencari ridha gurunya dan dengan sepenuh hati, menaruh rasa hormat kepadanya, disertai mendekatkan diri kepada DIA yang Maha Memiliki Ilmu dalam berkhidmat kepada guru.
b. Hendaknya penuntut ilmu tidak mendahului guru untuk menjelaskan sesuatu atau menjawab pertanyaan, jangan pula membarengi guru dalam berkata, jangan memotong pembicaraan guru dan jangan berbicara dengan orang lain pada saat guru berbicara. Hendaknya penuntut ilmu penuh perhatian terhadap penjelasan guru mengenai suatu hal atau perintah yang diberikan guru. Sehingga guru tidak perlu mengulangi penjelasan untuk kedua kalinya.
c. Penuntut ilmu meminta keridhaan guru, ketika ingin menyebarkan ilmu yang disampaikan baik secara tertulis maupun lisan ke orang lain, dengan cara meminta ijin. Apabila dari awal guru sudah menyampaikan bahwa ilmu tersebut boleh disebarluaskan, maka cantumkan/ sebut nama guru sebagai bentuk penghormatan kita.

☘ADAB TERHADAP SUMBER ILMU
a. Tidak meletakkan sembarangan atau memperlakukan sumber ilmu dalam bentuk buku ketika sedang kita pelajari.
b. Tidak melakukan penggandaan, membeli dan mendistribusikan untuk kepentingan komersiil, sebuah sumber ilmu tanpa ijin dari penulisnya.
c. Tidak mendukung perbuatan para plagiator, produsen barang bajakan, dengan cara tidak membeli barang mereka untuk keperluan menuntut ilmu diri kita dan keluarga.
d. Dalam dunia online, tidak menyebarkan sumber ilmu yang diawali kalimat "copas dari grup sebelah" tanpa mencantumkan sumber ilmunya dari mana.
e. Dalam dunia online, harus menerapkan "sceptical thinking" dalam menerima sebuah informasi. jangan mudah percaya sebelum kita paham sumber ilmunya, meski berita itu baik.
Adab menuntut ilmu ini akan erat berkaitan dengan keberkahan sebuah ilmu, shg mendatangkan manfaat bagi hidup kita dan umat


Referensi :
Turnomo Raharjo,
Literasi Media & Kearifan Lokal: Konsep dan Aplikasi, Jakarta, 2012.
Bukhari Umar, Hadis Tarbawi (pendidikan dalam perspekitf hadis), Jakarta: Amzah,
2014, hlm. 5
Muhammad bin sholeh, Panduan lengkap Menuntut Ilmu, Jakarta, 2015
-Tim Matrikulasi Institute Ibu Profesional-
Salam Ibu Profesional



SESI TANYA-JAWAB


1)      Bagaimana menumbuhkan rasa cinta terhadap ilmu supaya kita bisa mengejar ilmu tanpa keterpaksaan? Hal dasar apa saja yg harus dilakukan? Terima kasih.-gista
Jawaban :
Mba gista, pertama kali carilah alasan terkuat kenapa kita harus mengejar ilmu tersebut. Misalnya saya ingin belajar untuk menjadi seorang ibu yang baik, karena saya mendapatkan amanah dari Allah dan untuk menjalankan amanah tersebut, tentunya saya harus mempunyai ilmu. Apa jadinya jika saya tidak punya ilmu, mungkin saya akan menelantarkan anak saya. Saya akan asik sendiri mengerjakan hal yg saya suka tanpa peduli bagaimana kesehatan mereka, apa saja makanan yg baik utk mereka, bagaimana mendidik mereka dan hal lainnya.
Kedua *start from the finish line* kita harus tau tujuan utama kita menuntut ilmu tersebut, kemudian buat milestonenya sehingga kita paham perjalanan menuntut ilmu kita sudah sampai dimana. Ketiga, ikhlas (niat & kosongkan gelas sebelum menuntut ilmu). Munculkan rasa ingin tau yg tinggi tentang ilmu tersebut sehingga kita tidak pernah berhenti bertanya dan mencari tau. Momen "AHA" (tau sesuatu), membuat kita semakin bersemangat mencari tau hal lainnya. Setiap selesai menuntut ilmu (baik itu mencari dan mendapatkan suatu ilmu), selalu bersyukur dan berdoa.
Proses cinta terhadap ilmu memang tidak mudah, tapi kita bisa melakukannya pelan pelan 

2)      Dalam poin adab menuntut ilmu yakni ikhlas, membersihkan hati dari hal2 buruk, itu seringkali terlupa atau terlalaikan. Karena keseharian kita yang sibuk dengan aktivitas RT dan anak2 balita, jadi lalai untuk muhasabah diri setiap harinya. ðŸ˜­ Bagaimana kira2 solusinya? Adakah yang mau berbagi pengalaman serupa?~ Cici ~
Jawaban :
Setiap sebelum menuntut ilmu, tenangkan diri dan pikiran. Kemudian bersihkan lagi niat semata mata untuk meningkatkan derajat kemuliaan hidup. Hilangkan dulu rasa lelah sehingga kita bisa tulus menuntut ilmu. Buat waktu khusus untuk menuntut ilmu, sampaikan kepada suami dan anak anak agar memberikan waktu tsb utk ibu fokus belajar 

3)      Assalamu'alaikum... bagaimana cara mengenalkan adab dalam menuntut ilmu bagi anak usia dini, terutama bagi ibu yang WM (working mom)?? Apalagi jika anak tersebut diasuh oleh Nanny atau Nenek?? Terima kasih~ Diajeng Ayu ~
Jawaban :
Untuk anak usia dini, mereka lebih cepat mengerti jika kita mempraktekkan. Karena mereka masih dalam usia meniru. Misalnya cara kita memperlakukan buku sebagai sumber ilmu harus dengan baik, praktekkan didepan anak. Saat kita mencari ilmu, ceritakan kepada anak dg bahasa mereka bagaimana adabnya. Jika working mom, sebelum memberi tau anak, kita harus satu pemahaman dg nanny atau neneknya. Diskusi dahulu dg mereka, dan sampaikan hal yg sama kepada anak. Sehingga dia tidak bingung mana yg benar atau mana yg salah. 
Tambahan jawaban: Komunikasi produktif, itu kuncinya mba ðŸ˜Š tentang komunikasi produktif, setelah ini saya share salah satu tulisan dari bu septi ya mba.

4)      Bagaimana menyikapi ilmu yg kita dapat dr broadcast yg tdk mencantumkan penulis atau sumber sedangkan ilmunya bagus untuk disampaikan lagi?~ Annisa ~
Jawaban :
Lebih baik tidak disampaikan ilmunya sebelum kita mencari tahu dahulu sumbernya mba. 

5)      Bismillah. Mba, td dibahas adl adab sebelum menuntut ilmu, thd diri sendiri, guru dan mencantumkan sumber drmn ilmu tsb. Nah, setelah adab menuntut ilmu, adab apa yg harus kita lakukan dlm mengamalkan ilmu dgn baik dan benar, terkadang pemahaman kita thd ilmu bs berbeda antara dgn 1 dan lainnya... apakah sebaiknya kita mengamalkan bersama dgn yg lain atau kita amalkan dl ke diri sendiri, baru kita berikan ke orang lain.Terimakasih ~ Fida ~
Jawaban:
adab setelah menuntut ilmu yaitu segera praktekkan, tidak perlu menunggu sukses, bisa kita sampaikan. Proses berharga inilah yg harus kita sampaikan. Misalnya, saya baru saja dapat ilmu komunikasi produktif dari ibu profesional, materinya seperti ini.... Bla.. Bla. Yg sudah saya praktekkan bla.. bla.. Jelaskan Learning poin yg saya dapatkan... Jelaskan, jadi kita tidak sekedar omdo 

6)      bagaimana contohnya mengamalkan adab menuntut ilmu, sehingga bisa dicontoh oleh anak-anak? dalam proses belajar seperti apa yang bisa dilakukan?bergegas mengutamakan waktu dalam menuntut ilmu, bagaimana maksudnya? apakah ada aturan dalam bergegas? khususnya untuk proses diskusi malam ini, untuk saya, waktunya bersamaan dengan waktu perjalanan pulang dari kantor, adakah solusi dalam hal ini? padahal ingin sekali mengutamakan waktu dalam berdiskusi. Adab terhadap sumber ilmu, untuk no. a, mohon maaf saya belum dapat poin maksudnya, semoga penjelasan malam ini bisa menjawab penasaran saya. Bagaimana bila hasil pembelajaran ditulis kembali berdasar pemahaman peserta, di blog atau situs online lainnya dan dapat diakses umum, apakah tetap harus mencantumkan sumber ilmunya? terkait dengan adab terhadap sumber ilmu. ~ Ayu ~
Jawaban:
1. Cara kita mencari ilmu, misalnya belajar kepada ahlinya. Contohkan didepan anak adab menuntut ilmu, seperti tidak melipat lipat isi buku, tidak menginjak buku, semangat ketika menuntut ilmu
2. Misalnya buat alarm 10 menit sebelum belajar, jika sedang dalam perjalanan dan memungkinkan utk belajar (di kereta), bisa dimanfaatkan untuk belajar. Tapi jika tidak, bisa belajar pada saat sampai dirumah, atau jika memungkinkan pulangnya dipercepat atau diperlambat.
3. Sumber ilmu ada bermacam macam, ada dari buku atau dari internet (online). Kita sering melihat atau pernah melipat lipat isi buku, melakukan penggandaan buku atau membeli buku bajakan, itu sebaiknya tidak dilakukan.
Utk online, kita sering langsung share jika mendapat suatu ilmu atau informasi tanpa cek & ricek sumbernya valid dan terpercaya atau tidak, bahkan tidak ada sumbernya
Boleh, asal dicantumkan sumber ilmunya. Misalnya resume kuliah matrikulasi iip jkt di group WA

7)      1. Bagaimana cara memperlakukan yg baik sumber ilmu dalam bentuk buku? Agar kita sama persepsi baiknya seperti apa?
2. Apakah cara berpakaian si penerima ilmu juga merupakan salah satu adab dalam mencari ilmu? ~ Dewi Setianingrum ~
Jawaban:
1. Adab terhadap sumber ilmu (buku)
a.      Tidak meletakkan sembarangan (posisi mudah terinjak secara langsung) buku ketika sedang kita pelajari.
b.      Buku yg sdg dipelajari tidak dilipat-dilipat halamannya.
c.       Tidak melakukan penggandaan, membeli dan mendistribusikan untuk kepentingan komersiil, sebuah sumber ilmu tanpa ijin dari penulisnya.
d.      Tidak mendukung perbuatan para plagiator, produsen barang bajakan, dengan cara tidak membeli barang mereka untuk keperluan menuntut ilmu diri kita dan keluarga.
2. Tentunya cara berpakaian yang sopan dan bersih akan mempengaruhi kenyamanan kita dalam menuntut ilmu. Berpakaian sopan dan bersih pada saat menuntut ilmu, akan mempengaruhi perasaan kita secara tidak langsung. Bayangkan jika kita saat menuntut ilmu, pakaian kita kotor atau bau dapur bahkan keringat, kita tidak akan nyaman dan tidak maksimal pada saat menuntut ilmu. 

8)      Saat menuntut ilmu, sebaiknya pelajari sekaligus beberapa tema atw fokus pada satu ilmu? Adab terhadap guru salah satunya mencari keridhaan guru. Bagaimana apabila secara karakter merasa tdk cocok/nyaman dgn guru? ~ Astri ~
Jawaban:
Mba astri, sebaiknya fokus pada satu jurusan di universitas kehidupan (sangat memungkinkan satu jurusan ini memiliki banyak ilmu yang saling berhubungan). Tahapannya, pertama tentukan terlebih dahulu, mata kuliah apa yg akan kita ambil di universitas kehidupan ini. Setelah ketemu, FOKUS di bidang tersebut, dan bangun prinsip hidup. Untuk ilmu lain diluar jurusan yang sudah kita tentukan, gunakan prinsip *Menarik tapi TIDAK tertarik* untuk godaan ilmu yang lain. Totalitas dalam mencari ilmu di jurusan ilmu kita. Setiap info yang masuk gunakan sceptical thinking terlebih dahulu. Default jawaban di otak kita selalu "TIDAK PERCAYA" sebelum mendapatkan dari sumber yang valid. Cari sumber validnya. Sehingga ilmu tsb baik dan benar. Setelah itu amalkan.
Setiap selesai mendapatkan sebuah ilmu baru, saya dan pak dodik segera menuliskan, apa
perubahan yg harus kita lakukan mulai esok hari berkaitan dg ilmu tsb  (Jawaban bu septi di kelas matrikulasi fasilitator oktober 2016)
Jika karakter atau akhlak guru tersebut memang tidak baik, kita tidak perlu belajar dari beliau. Bu septi pernah menyebutkan sebuah kisah tentang seorang ibu akan mengirim anaknya menuntut ilmu, maka pesan beliau hanya satu:
*Berangkatlah dan pelajari akhlak dan adab gurumu dulu, sebelum kamu menuntut ilmunya*
Tetapi jika kita tidak suka dengan guru tersebut karena pernah mengalami pengalaman yang tidak baik, sebaiknya kita yang evaluasi dan perbaiki diri. 

9)      Bagaimana cara mengatasi minder dalam menuntut ilmu?~ Anita ~
Jawaban :
Mba anita, apa alasan kita minder dalam menuntut ilmu? karena kurang pintarkah? jika iya, berbahagialah. karena itu akan membuat kita ingin tahu lebih banyak tentang ilmu tersebut. tetapi jika kita merasa sudah pintar, maka harus ada alarm waspada (merasa sombong dengan ilmu yg dimiliki). Jika karena alasan lain, kenapa harus minder, sedangkan ilmu yang kita cari dapat menaikkan derajat kita. 

10)  Ada tambahan dua pertanyaan lagi dari Mba @Dewi Setianingrum: Bolehkan kita mencari ilmu tanpa ada guru? Bolehkah kita pilih pilih ilmu yg mau kita ambil?
Jawaban:
Bolehkan kita mencari ilmu tanpa ada guru? saya sangat tidak menyarankan mencari ilmu tanpa adanya guru karena darimana kita tau bahwa ilmu yang kita cari itu benar adanya? jangan sampai ada godaan yg menyesatkan kita ketika mencari ilmu tanpa guru.
yg harus di ingat, guru tidak hanya dalam bentuk fisik (manusia), buku yang kredibilitasnya terpercaya juga merupakan guru karena ditulis oleh orang orang yang telah mumpuni dibidangnya.
Bolehkah kita pilih pilih ilmu yg mau kita ambil? jika dipilih karena ada niatan tertentu atau ambil yg kita suka saja, sebaiknya jangan. misalnya, adab menuntut ilmu ada 3, kita cuma ambil 1 saja dari 3 itu karena hanya suka dengan poin 1 saja, itu tidak dilakukan. Tetapi, misalnya ada banyak ilmu (ilmu mendidik anak, ilmu bisnis, ilmu sains), kita hanya pilih ilmu mendidik anak saja untuk saat ini karena sangat dibutuhkan dg kondisi sekarang. itu tentu boleh, malah disarankan karena kita bisa fokus mendalami ilmu tsb. 

11)  Sy selalu ingin bergegas jika ada majelis ilmu, namun keadaan yg memaksa saya akhirnya terlambat. krn kesibukan di rmh mengurus anak2 dan suami. ada saran gmn solusi nya?~Febbi ~
Jawaban:
mbak febbi, ini urusan manajemen waktu yg harus dibenahi. Bagi waktu kita antara :
a. Mengurus suami dan mendidik anak
b. Pengembangan diri
c. Sosial masyarakat/bekerja
Selama 24 jam, gunakan masa transisi antar waktu tsb untuk mengembalikan energi kita.
Misal saat anak2 sdh tidur, kita bisa fokus ke pengembangan diri, bersiap sepenuh hati, dg cara membersihkan diri, ganti lokasi dan suasana. Masa transisi dari bekerja ke rumah kemudian mendidik anak, maka panggil suasana bahagia (lupakan pekerjaan kantoran), percantik diri dan bersenang senanglah dg anak. Krn saat berangkat kerja kita cantik maka pulang harus lebih cantik. Berangkat kerja kita sabar, pulang harus lebih sabar. Sejatinya hanya anak dan suami kita yg paling berhak mendapatkan kondisi terbaik kita. Jangan dibalik yaa, dengan menerapkan hal tsb yg saya rasakan Allah memberikan bonus energi luar biasa untuk kita.
Prinsipnya jangan pernah menuntut apa yg seharusnya kita dapatkan, tapi pikirkanlah apa yg bisa kita berikan
jawaban bu septi di WAG matrikulasi pengurus oktober 2016 -

12)  Ketika menuntut ilmu spt saat ini (ilmu yg bermanfaat dunia akhirat InsyaAllah) saya merasa fakir sekali akan ilmu tsb. Saya merasa bersalah kpd keluarga kecil saya. Terutama anak, karena masih up and down dalam mengasuh dan mendidik dg ilmu yg benar.
Apakah sikap sy tsb dapat menghalangi saya untuk meresapi ilmu yg diberikan oleh Penyampai ilmu (guru)?~ Exsien ~
Jawaban:
mba exsien, fakir terhadap ilmu seharusnya tidak menghalangi utk benar benar meresapi ilmu, ini malah menjadi motivasi mba Exsien untuk terus bersemangat menuntut ilmu karena merasa ilmu yg dimiliki tidak pernah cukup sehingga ingin tahu lebih banyak. tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar kecuali jika kita sudah memutuskan berhenti. jika hal ini malah menghalangi, berdamailah dengan diri sendiri terlebih dahulu, maafkan dan munculkan kembali semangat belajar :) 

13)  Terkait poin (a) Ikhlas dan mau membersihkan jiwa dari hal-hal yang buruk. Bagaimana caranya jika hati ini kadang tidak ikhlas jika org yg dsayangi (ibu kandung) dianggap remeh oleh kakak ipar, hati kadang pengen mlupakan smua itu tp kadang2 muncul kebencian pd dirinya hingga malas bekomunikasi lg dg beliau. Apakah ada solusi hingga bisa bersikap cuek dg tdk membenci beliau?~ Eka Avria ~
Jawaban:
komunikasikan dengan baik kepada kakak ipar. *clear and clarify*
tanyakan kepada kakak ipar, kenapa dia bersikap begitu. jelaskan secara baik kepadanya kalau memang itu membuat kita merasa tersakiti. tetap jaga hubungan baik. bersikap cuek bukan menyelesaikan masalah, tetapi akan menambah masalah baru. sebaiknya selesaikan dengan baik ya mba. 

14)  Apabila di dalam majelis Ilmu kita terpaksa bawa anak, sedangkan mereka susah untuk diam atau tenang sehingga mengganggu ketenangan, apa yg sebaiknya saya lakukan? Apa lebih baik saya meninggalkan majelis ilmu tsb?~ Endah ~
Jawaban:
ADAB MEMBAWA ANAK KE MAJELIS ILMU
Seorang ibu yang semangat menuntut ilmu tentu saja segala rintangan akan dihadapinya untuk mendapatkan ilmu tersebut. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana kalau kita memiliki anak kecil-kecil, yang tidak bisa ditinggal. Mari kita pelajari adabnya :
Tanyakan ke penyelenggara apakah kelas ini mengijinkan anak-anak masuk diruangan atau tidak?
DON'T ASSUME
misal : "Ah, pasti boleh, ini kan komunitas Ibu-ibu/keluarga dan pasti punya anak kecil, jelas boleh lah"
ini ASSUME namanya.
Harus di CLARIFY (klarifikasi) di awal. Tidak semua guru ridha kelasnya ada anak-anak, dengan berbagai alasan kuat masing-masing. Apabila tidak diijinkan anak-anak di dalam kelas, maka kita tidak boleh memaksakan diri. Memilih alternatif untuk tidak berangkat, kalau memang tidak ada kids corner atau saudara yang dititipi.
Apabila diijinkan, maka kita harus tahu diri, tidak melepas anak begitu saja, berharap ada orang lain yang mengawasi, sedangkan kita fokus belajar, ini namanya EGOIS. Dampingi anak kita terus menerus, apabila anda merasa sikap dan suara anak-anak mengganggu kelas, maka harus cepat tanggap, untuk menggendongnya keluar dari kelas, dan minta maaf.
Meskipun tidak ada yang menegur, kita harus tahu diri, bahwa orang lain pasti akan merasa sangat terganggu. Jangan diam di tempat, hanya semata-mata kita tidak ingin ketinggalan sebuah ilmu.
KEMULIAAN ANAK KITA DI MATA ORANG LAIN, JAUH LEBIH TINGGI DIBANDINGKAN ILMU YANG KITA DAPATKAN.
Maka Jaga Kemuliaannya, dengan tidak sering-sering membawa ke forum orang dewasa yang perlu waktu lama. Karena sejatinya secara fitrah rentang konsentrasi anak hanya 1 menit x umurnya.
Untuk itu andaikata kita punya anak usia 5 tahun, menghadiri majelis ilmu yang perlu waktu 30 menit, maka siapkan 6 amunisi permainan atau aktivitas yang harus dikerjakan anak-anak. Kalau ternyata anak cepat bosan dari rentang konsentrasinya, segera undur diri dan fokus ke anak kita.
-Materi bu septi-

15)  Pertanyaan tambahan dari Mba Fida:
Bagi waktu antara kita:
a. Mengurus suami, mendidik anak
b. Pengembangan diri
c. Sosial masyarakat/bekerja
U/ poin C dialami oleh sy mba trisa terbelah 2 Sosial masyarakat dan Bekerja
Kehidupan sosial dan pekerjaan terkadang membuat kelimpungan dlm mengatur, setelah poin2 diatas sbg Ibu pekerja dan sbg makhluk sosial. Kerja senin-jum'at, pulang sore saat ketemu sabtu-minggu quality time dgn family, kunjungan kerumah ortu/nenek. Mengatur waktu sosial masyarakatnya bgmn ya? ( solusi menghadapi keadaan diatas )
Jawaban:
Jika prioritas sosial masyarakatnya paling terakhir, pilih aktivitas yg kira kira kita sanggup dan mempunyai waktu utk mengerjakannya. Misalnya weekend. Tapi jangan habiskan semua waktu di weekend utk aktivitas sosial. Mba Fida bisa membaginya dan berdiskusi dg anak dan suami. Minta pendapat dan support dari mereka.
Jika memungkinkan, libatkan anak dalam aktivitas sosial agar mereka bisa belajar. Tetapi jika tidak memungkinkan, cukup minta pengertian dan support dari anak.
Bu septi pernah cerita, setiap akan melakukan sesuatu, ia akan tanya ke suami dan anak anak. Jika diberi restu, beliau lanjutkan. Jika tidak, beliau berhenti. Karena mengurus keluarga adalah kewajiban utama kita sebagai perempuan.

Yakinlah *bersungguh sungguhlah kamu didalam, maka engkau akan keluar dengan kesungguhanmu*

Komentar

Postingan Populer