Jodoh tak sesuai harapan

Pernah g kita dapati situasi dimana kita merasa kalau pasangan kita jauh dr yg kita harapkan? Pokoknya engga banget deh

Mulai dr caranya berfikir hingga sifat2nya yg bertolak belakang dgn kita. Mungkin pernah terbesit dlm benak, "ya Allah ko jodoh saya begini amat sih". Sampai2 ngerasa g kuat dgn pribadi pasangan.

Jujur saja dulu saya pun pernah mengalami fase ini diawal pernikahan dan baru mulai beradaptasi di tahun ke 3. Saya pengguna otak kiri yg dominan, sedangkan suami sebaliknya. Saya senang bicara sedangkan suami bicara to the point dah. Bayangin betapa annoying nya disaat ngomong panjang lebar cm dijawab beberapa kata, mak jleeeeb. Saya terbiasa cepat dlm bertindak eh suami lambreeetaa binggooo, kebayangakn betapa emosi jiwanya saya. Saya orang yang selalu antusias lha pak suami flat aja expresinya, kebayangkan gondoknya gmn. Saya terbiasa cuek dlm hal kebersihan selagi saya rasa bersih ya sudah saya g permasalahkan, lha suami ampe rempong kudu QC segala, males bgd dah. De el el

Tapi
belakangan saya mulai membuka pikiran dan melunakkan hati saya agar saya melihat dari sudut pandang lain. Melunakkan hati itu penting bgd lho krn kalo masih keras hati bin keras kepala kita g akan bs lihat sisi lainnya. Mencoba menarik napas dan mengikhlaskan kegondokan jiwa.

Sampai akhirnya melihat kekurangan suami sebagai pelengkap pribadi saya. Saya pengguna otak kiri dilengkapi dgn suami otak kanan ternyata hidup saya lebih berwarna dan ini sebagai anugerah buat aqilah karena memiliki orang tua dgn dominasi kinerja otak yg saling melengkapi.
Kebayang juga kalau saya dan suami sama2 suka bicara mungkin diantara kita g ada yg mau mengalah untuk menjadi pendengar.
Pun dengan sikap suami yg lambat bertindak belakangan saya sadar ternyata suami lebih banyak berfikir sebelum bertindak dibanding saya. Jd lebih banyak perhitungkan yg harus kami timbang sebelum memustuskan sesuatu.
Tentang suami yg flat ekspresinya bin ogahan2 g minat ini jd tantangan sendiri buat saya. Ternyata antusiasme saya bs saya gunakan untuk menyemangati pak suami.
Dan kelebayannya dalam QC kebersihan ini sepertinya dipengaruhi dr budaya Jepang. Dan ini menjadi pelajaran baik dlm hidup saya meskipun agak riweuh yaaa dan sepertinya saya mulai ketularan, hihihihi.

Disisi lain saya dan suami mengikuti tes bakat dan hasilnya kekurangan saya ditutupi oleh kelebihan suami dan sebaliknya. Dari tes kepribadian pun hasilnya sama kalau kepribadian kami saling melengkapi dimana kelebihan saya bs menutupi kekurangan suami. Ternyata kami saling melengkapi. Dan ini butuh kesadaran penuh agar tidak selalu berprasangkan buruk thd pasangan. Apalagi berprasangka bahwa Allah tidak adil dgn menjodohkan kita dgn pasangan.

Dari kami yg saling melengkapi akhirnya kami sedikit demi sedikit mulai melihat "gen" keluarga kami. Mengapa saya dijodohkan dengan suami. Ada misi apa dibalik Allah menjodohkan saya dgn suami. Ada tugas apa yg Allah amanahkan kepada keluarga kami. Karena saya penganut paham bahwa tidak ada yg kebetulan di dunia ini. Sampai kami menyusun visi-misi keluarga kami. Dan visi-misi keluarga saya tentunya tidak sama dgn keluarga anda.

Sampai akhirnya kita merasa bersyukur atas hadirnya pasangan pelengkap hidup kita yg tak sempurna. Merasa orang yang bahagia dgn pasangan kita. Yaaap, Pasangan sehidup sesurga

Allah memberikan kita jodoh yg kita butuhkan bukan yg kita inginkan

Annisa Nurul Arifah

Komentar

Postingan Populer