AQILAH DAN PLESTER

Aqilah tangannya kejepit box sampai kulitnya terkelupas dan berdarah2. Awalnya dia tegar sampai akhirnya pecah tangisannya. Emaknya mah cuma meluk aja, usap2 punggung sm kepalanya. Cuma nanya "sakit yah de?" trs dia jawab sambil sesegukan "sakit mi". Trs maminya cuma doain "syafakillah nak, smg Allah menyembuhkan aqilah yah". Dan membiarkannya nangis sampai selesai tanpa interupsi tanpa judging tanpa ngomelin. Sampai tangisannya reda. Lalu emaknya membersihkan lukanya. Setelah lukanya dibersihkan, emaknya mau mlester lukanya lha dia malah nangis lah gmw diplester. Dia nangis sampe ketiduran.

Pas bangun tidur emaknya ngerayu lagi buat diplesterin, anaknya kekeuh gmw. Akhirnya diajaklah dia ke alfa. Sampai alfa, disuruh pilih motif plester anak, ada yg frozen, starwars sampai disney. Anaknya milih disney. Ini si aqilah belum tau kalau ini plester. Pas samapai rumah si aqilah disuruh pilih motif sendiri. Akhirnya dia milih pluto. Selesai dipakein anaknya nanya "ini apaan mi? ", mami jawab aja "itu plester de, gpp kan pakai plester g sakit, ada gambar anjingnya lagi", anaknya jawab "iya gapapa ada gambar anjingnya". 5 menit kemudian "mamiiii plesternya lepas", yrs dia ngambil plester baru motif lain. Emaknya ngebatin lha nih bocah td dipakein plester mewek skrg seneng bgd sm plester sampe 4x ganti.

Aqilah dulu pernah trauma sm plester ketika dia di rawat di RS perawatnya pasang plesternya terlalu kencang pas dibuka anaknya kesakitan trs kulitnya merah2. Sejak saat itu dia agak gimana gt kalau lihat plester, apalagi kalo emaknya pake plester, heboooh dia.

Ketika aqilah nangis, saya cuma nanya "sakit yah de? " cuma buat memastikan aja dia nangis karena sakit bukan karena yg lain. Lalu mendoakannya. Dan mengapresiasi karena dia sudah berusaha untuk tegar dan tidak menangis untuk beberapa saat serta mau pakai plester.

Membiarkannya menangis sampai ia sendiri yg merasa cukup dgn tangisannya. Saya tidak akan interupsi tangisannya dgn berkata "sudah de nangisnya bla bla bla". Saya ingin kelak ia akan punya empati thd org lain. Anak yg tumbuh dgn pengasuhan orang tua yg menganggap bahwa menangis itu cengeng bisa jadi dikemudian hari si anak akan kehilangan empatinya thd perasaan orang lain.  Apalagi lsg judging peristiwa kejepitnya dia dgn "gag hati2". Pdhl kan biasanya juga dia gpp cuma karena kebetulan aja hari ini dia ditakdirkan kejepit. Cuma g ingin tertanam dibenaknya kalau ia bukan anak yg berhati2 shg ia takut mencoba hal yang baru dan menjadi kurang percaya diri. Saya yakin dan percaya padanya bahwa dia akan melakukan yg terbaik untuk dirinya. Serta mengapresiasi karena dia berhasil menahan rasa sakitnya untuk beberapa waktu sebelum akhirnya tangisnya pecah. Samapi saat ini saya belum evaluasi ttg peristiwa kejepitnya tangannya aqilah. Mungkin nanti malam sebelum tidur dan saya akan berusaha membuat cerita agar ia sendiri yg mengakui dmn saja letak kesalahannya shg dia bs terjepit agar ia merasa tak terhakimi.

I love you anak mami yang udah g takut sm plester

Komentar

Postingan Populer