Materi Matrikulasi IIP Batch #3 Sesi #5 BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR

Materi Matrikulasi IIP Batch #3 Sesi #5

BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR

Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar, 
Bagaimana sudah makin mantap dengan jurusan ilmu yang dipilih? kalau sudah, sekarang mari kita belajar bagaimana caranya belajar. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk lebih membumikan kurikulum yang teman-teman buat. Sehingga ketika teman-teman membuat kurikulum unik (customized curriculum) untuk anak-anak, makin bisa menerjemahkan secara setahap demi setahap karena kita sudah melakukannya. Inilah tujuan kita belajar.

Sebagaimana yang sudah kita pelajari di materi sebelumnya, bahwa semua manusia memiliki fitrah belajar sejak lahir. Tetapi mengapa sekarang ada orang  yg senang belajar dan ada yang tidak suka belajar. 

Suatu pelajaran yang menurut kita berat jika dilakukan dengan senang hati maka pelajaran  yang berat itu akan terasa ringan, dan sebaliknya pelajaran yang ringan atau mudah jika dilakukan dengan terpaksa maka akan terasa berat atau sulit.

Jadi suka atau tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan bergantung pada berat atau ringannya suatu pelajaran. Lebih kepada rasa. 

*_Membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan_*

Melihat perkembangan dunia yang semakin canggih dapat kita rasakan bahwa dunia sudah berubah dan dunia masih terus berubah.

Perubahan ini semakin hari semakin cepat sekali.

Anak kita sudah tentu akan hidup di jaman yang berbeda dengan jaman kita. Maka teruslah mengupdate diri, agar kita tidak membawa anak kita mundur beberapa langkah dari jamannya.

Apa yang perlu kita persiapkan untuk kita dan anak kita ?

Kita dan anak-anak perlu belajar tiga hal : 
1.      Belajar hal berbeda        
2.      Cara belajar yang berbeda
3.      Semangat Belajar yang berbeda

*Belajar Hal Berbeda*
Apa saja yang perlu di pelajari ? yaitu dengan belajar apa saja yang bisa:
a.      Menguatkan Iman, ini adalah dasar yang amat penting bagi anak-anak kita untuk meraih masa depannya
b.      Menumbuhkan karakter yang baik.
c.       Menemukan passionnya (panggilan hatinya)

*Cara Belajar Berbeda*
Jika dulu  kita dilatih untuk terampil menjawab, maka latihlah anak kita untuk terampil bertanya Keterampilan bertanya ini akan dapat membangun kreatifitas anak dan pemahaman terhadap diri dan dunianya.
Kita dapat menggunakan jari tangan kita sebagai salah satu cara untuk melatih keterampilan anak2 kita untuk bertanya.

Misalnya :
Ibu jari : How
Jari telunjuk : Where
Jari tengah : What
Jari manis : When
Jari kelingking : Who
Kedua telapak tangan di buka : Why
Tangan kanan kemudian diikuti tangan kiri di buka : Which one.

Jika dulu kita hanya menghafal materi, maka sekarang ajak anak kita untuk mengembangkan struktur berfikir. Anak tidak hanya sekedar menghafal akan tetapi perlu juga dilatih untuk mengembangkan struktur berfikirnya
Jika dulu kita hanya pasif mendengarkan, maka latih anak kita dg aktif mencari. Untuk mendapatkan informasi tidak sulit hanya butuh kemauan saja.
Jika dulu kita hanya menelan informasi dr guru bulat-bulat, maka ajarkan anak untuk berpikir skeptik

_Apa itu berpikir skeptik ?_
Berpikir Skeptik yaitu tidak sekedar menelan informasi yang didapat bulat-bulat. Akan tetapi senantiasa mengkroscek kembali kebenarannya dengan melihat sumber-sumber yang lebih valid.

*Semangat Belajar Yang berbeda*
Semangat belajar  yang perlu ditumbuhkan pada anak kita adalah :
a.      Tidak hanya sekedar mengejar nilai rapor akan tetapi memahami subjek atau topik belajarnya.
b.      Tidak sekedar meraih ijazah/gelar tapi kita ingin meraih sebuah tujuan atau cita-cita. Ketika kita mempunyai sebuah tujuan yang jelas maka pada saat berada ditempat pendidikan kita sudah siap dengan sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Maka pada akhirnya kita tidak sekedar sekolah tapi kita berangkat untuk belajar (menuntut ilmu).

Yang harus dipahami,

*_Menuntut Ilmu bukan hanya saat sekolah, tetapi dapat dilakukan sepanjang hayat kita_*

Bagaimanakah dengan Strategi Belajarnya?

• Strategi belajar nya adalah dengan menggunakan 

*_Strategi Meninggikan Gunung bukan meratakan lembah_*
Maksudnya adalah dengan menggali kesukaan, hobby, passion, kelebihan, dan kecintaan anak-anak kita terhadap hal2 yg mereka minati dan kita sebagai orangtuanya mensupportnya semaksimal mungkin.
Misalnya jika anak suka bola maka mendorongnya dengan memasukkannya pada club bola, maka dengan sendirinya anak akan melakukan proses belajar dengan gembira.

*_Sebaliknya jangan meratakan lembah_*
yaitu dengan menutupi kekurangannya, Misalnya apabila anak kita tidak pandai matematika justru kita berusaha menjadikannya untuk menjadi pandai matematika dengan menambah porsi belajar matematikanya lebih sering (memberi les misalnya).

Ini akan menjadikan anak menjadi semakin stress.

Jadi ketika yang kita dorong pada anak-anak kita adalah keunggulan / kelebihannya maka anak-anak kita akan melakukan proses belajar dengan gembira.
Orang tua tidak perlu lagi mengajar atau menyuruh-nyuruh anak untuk belajar akan tetapi anak akan belajar dan mengejar sendiri terhadap informasi yang ingin dia ketahui dan dapatkan. Inilah yang membuat anak belajar atas kemauan sendiri, hingga ia melakukannya dengan senang hati.

Bagaimanakah membuat anak menjadi anak yang suka belajar ?
Caranya adalah :
1.      Mengetahui apa yang anak-anak mau / minati
2.      Mengetahui tujuannya, cita-citanya
3.      Mengetahui passionnya

Jika sudah mengerjakan itu semua maka anak kita akan meninggikan gunungnya dan akan melakukannya dengan senang hati.

  *_Good is not enough anymore we have to be different_*

Baik saja itu tidak cukup,tetapi kita juga harus punya nilai lebih (yang membedakan kita dengan orang lain).

Peran kita sebagai orang tua :
a.      Sebagai pemandu : usia 0-8 tahun.
b.      Sebagai teman bermain anak-anak kita : usia 9-16 tahun. kalau tidak maka anak-anak akan menjauhi kita dan anak akan lebih dekat/percaya dengan temannya
c.       sebagai sahabat yang siap mendengarkan anak-anak kita : usia 17 tahun keatas.

Cara mengetahui passion anak adalah :
1.       _Observation_ ( pengamatan)
2.       _engage_(terlibat)
3.       _watch and listen_ ( lihat dan dengarkan suara anak)
Perbanyak ragam kegiatan anak, olah raga, seni dan lain-lain. Belajar untuk telaten mengamati, dengan melihat dan mencermati terhadap hal-hal yang disukai anak kita dan apakah konsisten dari waktu ke waktu. Diajak diskusi tentang kesenangan anak, kalau memang suka maka kita dorong.

Cara mengolah kemampuan berfikir Anak dengan :
1.      Melatih anak untuk belajar bertanya, Caranya: dengan menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai suatu obyek.
2.      Belajar menuliskan hasil pengamatannya Belajar untuk mencari alternatif solusi atas masalahnya
3.      Presentasi yaitu mengungkapkan akan apa yang telah didapatkan/dipelajari
4.      Kemampuan berfikir pada balita bisa ditumbuhkan dengan cara aktif bertanya pada si anak.

Selamat belajar dan menjadi teman belajar anak-anak kita,

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

Sumber bacaan :
Dodik Mariyanto, Learning How to Learn, materi workshop, 2014_
Joseph D Novak, Learning how to learn, e book, 2009_
Https://youtu.be/Wt93RCc6_rs


SESI TANYA-JAWAB

1.      Terkait strategi "jangan meratakan lembah" saya masih kurang paham dengan strategi ini, berarti kita membiarkan kelemahan anak kita, dan menonjolkan keunggulannya... Kenapa tidak dengan strategi meratakan lembah menggunakan strategi lain, misalnya tidak suka belajar matematika, maka kita mengubah cara belajarnya dibuat menyenangkan untuk anak, Sehingga mengubah pola pikir yang tadinya tidak suka matematika menjadi suka matematika. -Anita salam-
Jawaban:
Mb Anita, hal ini dapat diibaratkan dengan memaksa ikan untuk belajar terbang. Misalnya bisa, tapi si ikan akan babak belur dan tak mungkin mencapai hasil maksimal. Beda dengan jika si ikan diajar berenang dengan berbagai gaya (cth: lumba2), maka ia dpt mencapai prestasi tersendiri. Untuk matapelajaran yg wajib anak2 kuasai di sekolah, seperti matematika, cukuplah dia mencapai nilai sesuai standar kelulusan. Jika segala strategi telah dicoba dan tetap tak mampu, berarti memang kemampuannya hanya demikian. Kasian kalo dipaksa, tambah stres dan mogok sekolah nantinya. 

2.      Saya masih belum paham tentang arti "...anak sebagai fitnah (cobaan)..." dalam al anfal: 27-28. Mohon penjelasan agar dikemudian hari saya tidak salah pemahaman. -Dewi Setianingrum-
Jawaban:
Untuk menjawab pertanyaan mb Dewi, rasanya ada yang lebih kompeten.. hehe. Klo menurut saya, anak bisa menjadi fitnah jika tingkah polah si anak menyebabkan orangtuanya menjadi bahan perbincangan (gosip) dan hal ini menyebabkan si orangtua menjadi susah, sedih, kepikiran dan makan hati. Demikian kira2. Tapi bahasan detailnya, silakan diskusikan dgn ahlinya ya mb Dewi ðŸ˜Š 

3.      Mengenai meninggikan gunung bukan meratakan lembah, bagaimana bila saat anak mulai memasuki remaja dan mempunyai kesukaan atau hobi yang orang tua sendiri merasa kurang cocok untuk terlibat (engage) ? Seperti anak senang sekali bermain musik dengan aliran genre yang kita tidak paham bahkan kita tidak suka (musik aliran rock atau yang kurang nyaman ditelinga orang tua). Bagaimana untuk bisa terlibat dengan kegiatan anak remaja yang anaknya sendiri sudah ada kegiatan-kegiatan diluar bersama temannya dan untuk memonitor kegiatan serta pergaulannya?-Apriliana (dhanik)-
Jawaban:
Mb Dhanik, silakan hal tersebut dikembalikan ke nilai dalam keluarga. Jika dirasa masih bisa ditoleran, berikan batasan dan ingatkan anak akan nilai keluarga yaa. Misal "selama Allah dan RasulNya tidak murka, maka boleh".
Nah untuk memonitor anak, orangtuanya tidak boleh kalah canggih dan gaul. Bisa dengan cara berteman di dunia maya, tapi jangan kepo banget yaa, cukup amati dan ajak dialog saat bertemu. Kuncinya, komunikasi produktif 

4.      Apa ya penyebabnya bila si anak berbeda sikap antara dirumah sama di sekolah, dirumah begitu aktif riang, suka bernyanyi, cerewet banyak bertanya, tapi di sekolah menjadi anak yang pendiam, cenderung pasif, suaranya pun kecil kalau ditanya, dan awalnya tidak mau bermain dengan teman-teman sekolah nya di 3 bulan pertama, lalu saya rangsang dengan bermain kerumah temannya after jam sekolah alhamdulillah setelah itu mulai mau bermain dengan teman2nya, tapi untuk sikap pasifnya saya bingung bagaimana penanganannya?-Eva-
Jawaban:
Mb Eva sudah bicara dengan gurunya? Apakah anaknya introvert? Apakah "jago kandang"? Anak yang di rumah heboh, di sekolah mendadak diam, biasanya karena merasa kurang nyaman, tidak memiliki teman dekat, tidak senang dengan suasana sekolah, dll. Intinya "gak enjoy deh". Coba amati juga, kalau mau berangkat sekolah, dia semangat atau ogah2an. Jadi, silakan dibicarakan dengan gurunya yaa ðŸ˜Š✅

5.      Apakah goal dari materi ini adalah untuk anak kita? Atau untuk kita? Karena saya sulit menempatkan diri saat membaca materinya, apakah saya sebagai pembimbing anak saya, ataukah saya sendiri sebagai pembelajar yang baru berkomitmen atas ilmu yang ingin difokuskannya.- Cici –
Jawaban:
Goal materi#5 terutama untuk Bunda sendiri tentunya. Jika Bunda sudah dapat membuat kurikulum untuk diri sendiri (sesuai NHW#4 tentang KM 0), maka akan mudah bagi Bunda untuk merancang kurikulum bagi putra putrinya. Demikian yaa 

6.      Anakku umur 9th, duuh klo belajar Matematika bisa nangis2 ketika saya ajarkan. Sambil belajar saya sudah memahami, tapi ketika saya melihat hasil test stiffin ternyata anakku itu adalah penghitung ulung... Apakah dibuat enjoy cara belajar? Tapi belajar math kan ga bs enjoy bgt, harus konsen. Ada saran kah?- Fida Yanti-Jawaban:
Siapa bilang belajar math gak bisa fun? Brarti metodenya yg hrs diubah. Sekedar masukan mb Eva, bu Septi menemukan metode jarimatika, ya saat ngajarin Enes matematika dengan fun... Siapa tau mb nanti mb Eva akan menemukan metode baru yang bisa bikin anak fun jg..


Komentar

Postingan Populer