REVIEW NICE HOMEWORK #4 *MEMBUAT KURIKULUM YANG "GUE BANGET"*

REVIEW NICE HOMEWORK #4


*MEMBUAT KURIKULUM YANG "GUE BANGET"*

Bunda, membaca satu demi satu nice homework #4  kali ini, membuat kami makin yakin bahwa akan makin banyak anak-anak Indonesia yang memiliki Ibu-Ibu tangguh, yang paham akan dirinya dan mampu *_Memberi Teladan_* kepada anak-anaknya, bahwa seperti inilah cara belajar di Universitas Kehidupan.

Tantangan dalam mengerjakan Nice Homework#4  ini bukan di urusan hasil pencapaian, tetapi justru di urusan *_kesungguhan_*bunda untuk menemukan diri.  Proses ini memang tidak mudah, tetapi kalau kita tidak memulainya maka kita tidak akan pernah tahu. Maka efek berikutnya kita tidak bisa memandu anak-anak kita dalam menemukan peran hidupnya. Ketika merasa  tidak bisa dan tidak mau belajar efek berikutnya adalah kita *_sub kontrakkan_* pendidikan anak kita ke orang lain, yang belum tentu paham akan sisi keunikan anak kita. Inilah yang menjadi sumber awal munculnya penyakit *_kemandulan_* dalam mendidik anak-anak. Menggerus kekuatan fitrah kita dalam mendidik anak-anak sehingga menyatakan dirinya _tidak mampu lagi_

Untuk itu kami akan membantu bunda dan calon bunda semuanya menemukan misi hidup ini setahap demi setahap.

Bagi anda yang belum menemukan “jurusan” ilmu apa yang harus ditekuni dengan fokus, maka bersabarlah, tuliskan apa adanya di NHW#4 ini bahwa  anda memang belum ketemu sama sekali. Kemudian silakan lihat kembali ke belakang, faktor-faktor apa saja yang membuat anda sampai usia sekarang belum bisa menemukannya.

Tulislah dengan jujur, kemudian lihatlah kondisi sekarang, bagaimana anda mengenal diri anda?

Aktivitas apa saja yang membuat anda SUKA dan BISA, tulis semuanya.

Apa sisi kekuatan diri anda? Silakan tulis semuanya.

Pernyataan-pernyataan ini sudah SAH untuk menggugurkan NHW #4 anda.

Semoga dengan melihat hal ini, bunda semuanya menjadi lebih SABAR, ketika melihat anak-anak kita yang masih galau tidak paham arah hidupnya. Jangankan mereka, kita yang sudah puluhan tahun hidup saja ternyata juga belum paham. Bisa jadi anak-anak kita memang punya pengalaman yang sama dengan kita dulu dan sekarang kita didik mereka dengan pola yang sama dengan cara orangtua kita mendidik kita dulu.

Kembali ke fase titik nol dan segera bergerak.

" *_Jangan pernah berdiam di ruang rasa, sehingga titik nol membekukan hidup anda_* "

Bagi anda yang sudah menemukan “jurusan”ilmu apa yang harus ditekuni dengan fokus, maka silakan ikuti simulasi secara setahap demi setahap di bawah ini :

1.      Tulislah Jurusan Ilmu secara Global, misal : Pendidikan Anak dan Keluarga
2.      Tentukan KM 0 nya mau anda tempuh mulai kapan? Atau apakah saat ini sudah dalam proses berjalan di tahap 1? Maka tulislah kapan anda memulai KM 0.
3.      Kita ambil satu hasil penelitian _Malcolm Gladwell_dalam bukunya yang berjudul Outliers (2008) pernah mengemukakan sebuah teori yang menarik, 10.000 hours of practice. Menurutnya, jika seseorang melatih sebuah skill tertentu selama minimal 10.000 jam, maka hampir bisa dipastikan orang itu akan “jago” dalam bidang tersebut. *_They will master the skill_* kata Gladwell.
Darimana ia bisa yakin? Konon Gladwell mengembangkan teori ini dari hasil penelitian terhadap para pemain biola selama puluhan tahun. Dari penelitian itu, para pemain biola yang berlatih minimal 2 jam sehari selama 12 tahun (kurang lebih 10.000 jam) semuanya menjadi para maestro biola. Orang yang di pertengahan berlatih di antara 5.000 hingga 8.000 jam, sementara pemain biola yang gagal berlatih di bawah 3000 jam.
4.      Silakan ukur kemampuan teman-teman, dalam sehari kira-kira sanggup menginvestasikan waktu nya berapa jam, untuk menekuni jurusan ilmu tersebut. Katakanlah kita ambil yang paling pendek hanya 2 jam per hari.
Mari kita berhitung :
10.000 jam : 2 jam = 5000 hari
Apabila setahun katakanlah hanya kita ambil 250 hari efektif saja, maka 5000 hari : 250 = 20 tahun.
Inilah periode waktu yang harus anda tempuh untuk bisa menjadi master di bidang anda.
5.      Silakan bagi 20 tahun tersebut dalam KM perjalanan yang akan anda tempuh, misal 
KM 0 – KM 1 = Bunda Sayang ( 5 tahun)
KM 1 – KM 2 = Bunda Cekatan (5 tahun)
KM 3 – KM 4 = Bunda Produktif ( 5 tahun)
KM 4 – KM 5 = Bunda Shaleha ( 5 tahun)
Tidak ada patokan khusus dalam menentukan rentang waktu, silakan anda buat sendiri sesuai dengan kemmapuan kita.
6.      Uraikan kira-kira mata pelajaran apa saja yang harus kita pelajari satu-satu di mata kuliah pokok Bunda Sayang, Bunda Cekatan dsb. 
7.      Cari sumber belajarnya ada dimana saja dan KONSISTEN menjalankannya. 

*AKSELERASI*
Apabila ternyata dalam belajar di jurusan ini mata anda makin berbinar, semangat anda tak pernah pudar, bisa jadi yang harusnya hanya investasi 2 jam/hari secara alamiah akan menjadi lebih dari 2 jam. Maka pilihlah aktivitas harian, waktu yang paling banyak menghabiskan hari-hari anda, adalah aktivitas yang memperbanyak

*_JAM TERBANG_*
Kalau sudah seperti ini Allah sedang menghendaki anda untuk masuk program “AKSELERASI”

Ada dua cara akselerasi yaitu :
a. Menambah Jam terbang harian
b. Membeli Jam terbang
Bagaimana caranya membeli? Dengan mendatangi para ahli yang sesuai dengan bidang kita, belajar banyak dari beliau. Pelajari jatuh bangunnya seperti apa, sehingga kita bisa “jump starting” dengan tidak perlu mengulang kesalahan yang pernah dilakukan oleh para ahli tersebut. Sejatinya dengan mengikuti program matrikulasi ini, anda sedang membeli jam terbang.

Carilah mentor hidup anda yang bersedia memandu dengan konsisten agar anda mencapai sukses dengan lebih cepat lagi.

Dengan belajar bersungguh-sungguh di NHW #4 ini, teman-teman akan dengan mudah menyusun *_customized curriculum_*

untuk anak-anak kita masing-masing.silakan mulai dari diri bunda dulu untuk bisa merasakannya. Karena kalau bundanya sudah bisa, maka kita  akan mendapatkan bonus kemampuan menyusun kurikulum bagi anak-anak kita. 

Kuncinya hanya dua *_FOKUS dan KONSISTEN _*

Jadilah yang terhebat di bidang Anda masing-masing. Jangan pernah menyerah.

*_If today is a bad day, tomorrow maybe worst, but the day after tomorrow is the best day in your life. You know what? Most people die tomorrow evening!_* – Jack Ma

Selamat menempuh 10.000 jam terbang anda

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

Sumber Bacaan :
_Malcolm Galdwell, Outliers, Jakarta, 2008_
_Materi Matrikulasi IIP Sesi #4, Mendidik dengan Kekuatan Fitrah, 2017_
_Hasil Nice Homework #4 para peserta matrikulasi IIP batch #3_


SESI TANYA-JAWAB

Pertanyaan 1 – Anita Salam
1. Terkait bidang yang diambil kaum ibu, selain bidang pendidikan ibu Dan anak, biasanya bidang apalagi yg diperani oleh kaum wanita? mengingat peranan terbesar ibu2 yaa pendidikan ibu Dan  anak, apapun profesinya diluar sana.
2. Buat saya yg masih single, membuat milestonesnya masih bingung, enaknya ilmu langsung diaplikasikan, kalau belum ada objeknya rasanya hampa gitu.
Jawaban :
1. Di institut ibu profesional, kita belajar 4 tahapan ilmu mba. ilmu bunda sayang (mendidik anak), ilmu bunda cekatan (manajemen rumah tangga), ilmu bunda produktif (beraktivitas di ranah domestik dan ranah publik) dan ilmu bunda salehah (bermanfaat untuk banyak orang), Plus yang paling utama yaitu ilmu tentang kewajiban kita sebagai istri mba anita :)
2. Untuk yg masih single bisa dibuat milestonenya dimulai dari mempersiapkan diri menjadi istri dan ibu mba. Bersyukur banget mba andita sudah mendapat ilmu ini sebelum menikah, jadi bisa lebih banyak waktu untuk belajar dan sudah punya pemahaman yang lebih sebelum menikah.                    

Pertanyaan 2 – Anita
Berkenanan dengan misi hidup keluarga, Jika belum menemukan bagaimana mba??
Jawaban :
Diskusikan dengan keluarga mba anita. Karena yang bisa memulainya hanya mba dan keluarga :) jika suami belum mau untuk memulai mendiskusikan hal tersebut, mulailah dengan diri mba sendiri kemudian laksanakan  sehingga suami dapat melihat kesungguhan mba dan kemudian bisa diajak berdiskusi untuk keluarga.

Pertanyaan 3 – Diajeng Ayu
apakah misi hidup itu dapat didiskusikan dgn suami? bagaimana jika misi hidup tersebut tak pernah disebutkan secara gamblang oleh pasangan, jd hanya mengatakan Lakukan sj yang terbaik, ikhlas, dan sepanjang tdk melanggar Aturan Allah, agar sama2 dpt ke Jannah Allah. Kemudian bagaimana menentukan milestone bagi yang belum memiliki momongan? Karena sejatinya, akan berupaya belajar menjadi bunda yang profesional, namun terkadang hal tersebut belum menjadi prioritas utama?
Terima kasih..
Jawaban :
Misi hidup sangat bisa didiskusikan dengan suami mba, karena setelah menikah kita menjadi "SATU", bukan aku dan kamu lagi. tujuan kita sudah sama. Terkait jawaban suami mba Lakukan sj yang terbaik, ikhlas, dan sepanjang tdk melanggar Aturan Allah, agar sama2 dpt ke Jannah Allah, saya sangat setuju. sekarang tinggal kita menerjemahkannya dalam bentuk aktivitas. apa saja yang bisa kita lakukan untuk meraih Jannah Allah selama berada di muka bumi ini.
Terkait milestone, mba bisa mulai untuk diri sendiri sebagai istri, kemudian mempersiapkan milestone untuk anak. karena, jika sudah punya anak nanti, waktu kita terbatas untuk belajar lebih banyak dalam mendidik anak. apalagi jika anak masih dibawah 5 tahun. Jadi, mumpung sekarang diberikan waktu lebih oleh Allah, manfaatkan sebaik baiknya.

Pertanyaan 4 - Prita
Assalamu'alaikum Wr Wb,
Sebagai diri sendiri, istri, ibu, dan keberadaan anak-anak yang belum aqil baligh, dengan memilih untuk mengikuti kelas IIP ini artinya saya bersungguh-sungguh berusaha ingin memperbaiki diri, melengkapi diri dengan ilmu-ilmu yang selama ini masih terlewatkan oleh saya.
Pertanyaannya,
1. Kalau dibuat prioritas, tentu saja saat ini ilmu mendidik anak dan manajemen rumah tangga berada paling atas, lalu apakah ilmu yang memang saya minati sebagai 'cita-cita masa lalu' (akupunktur) harus di'diamkan' dahulu? Padahal target saya kalau anak terkecil sudah sekolah insya Allah ingin dimulai (harus kursus memang), di sisi lain ilmu sebagai ibu profesional pasti akan terus berjalan kan, seiring tumbuh kembang anak dan perkembangan saya sendiri sebagai manusia.
2. Bagaimana harus 'memposisikan' kedua hal ini?
Terima kasih
Wassalamu'alaikum Wr Wb
Jawaban :
Mba prita, jika memang ilmu mendidik anak dan manajemen rumah tangga berada paling atas, maka bersungguh sungguhlah dalam menjalankannya. buat target (KM0, KM 1. KM 2 dst). Jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, InsyaAllah yang kita dapatkan akan berkali kali lipat. "be profesional, rezeki will follow" :) Untuk ilmu yg mba minati sebagai cita cita, coba ditelusuri, apakah mba memang suka atau memang penting (untuk menambah pendapatan keluarga), atau mba ingin beraktivitas selain mendidik anak. Jika memang "harus" dilakukan saat ini juga, maka kuncinya adalah manajemen waktu. Patuhi saja waktu yang telah mbak Yani buat. Dan jangan ada yang ditunda-tunda, karena akan membuat kita Stress tinggi, dengan load aktivitas yang sangat banyak. InsyaAllah semuanya akan berjalan beriringan secara baik tanpa ada yg ditinggalkan.               

Pertanyaan 5 – Astri
Setelah meresapi materi 1-4 qt sadar bahwa qt masih sangat kurang ilmunya menjalani peran sbg ibu. Sementara di sisi lain, sdh ckp kompeten di bidang pekerjaan yg ditekuni di kantor. Ketika memilih utk fokus pd ilmu menjadi ibu profesional maka memulai lg dr titik nol.
Tp jika fokus pd ilmu yg terkait dunia kerja mungkin akan lebih mudah krn sdh ada dasarnya. Namun, ktk memilih ilmu yg lain (selain ilmu kerumahtanggaan) merasa peran sbg ibu jd tdk maksimal krn tdk fokus td. Bagaimana meneguhkan hati terhadap pilihan tersebut?
Jawaban :
Pertanyaan astri hampir mirip dengan pertanyaan mba prita. di materi sebelum sebelumnya kita sudah pernah juga membahas terkait "ranah publik (diluar rumah)" maupun "ranah domestik (didalam rumah)". Jika memang keduanya memang "harus" dilakukan beriringan (dua duanya harus dikerjakan), maka kuncinya adalah manajemen waktu. di pertemuan selanjutnya akan kita bahas terkait manajemen waktu. bagaimana caranya, dimulai dari mana dan hal lain terkait manajemen waktu.

Pertanyaan 6 - cici
1) Bagaimanakah cara menghindari pencuri waktu, terutama pegang HP, baru liat beberapa grup, eh ternyata udah setengah jam waktu berlalu . Ada tips gak Mba? Atau menurut Mba, adakah batasan  jumlah & kriteria grup WA yang idealnya kita ikuti?
2)Bagaimana cara untuk mengontrol jadwal harian yang telah kita buat sesuai visi misi? Adakah sistem evaluasi yang mudah untuk dijalankan, dan kita jadi bisa komitmen dengan jadwal yang ada?
Jawaban :
Mba cici, salah satu tipsnya yaitu tentukan durasi kita menggunakan whatsapp atau media sosial dalam sehari dan  buat "CUT of Time". Jika melebihi batas waktu yang telah kita tentukan, segera berganti aktivitas. Selanjutnya kita bahas  di materi "BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA HANDAL" ya mba :)
Menurut saya, jumlah dan kriteria groupp WA yg ideal itu berbeda setiap orang mba. Kalau saya pribadi, hanya bergabung di group WA yang kiranya sangat saya perlukan untuk berusaha meningkatkan kualitas diri sebagai istri, ibu dan perempuan di masyarakat. Kita harus berani bilang "tidak" atau "left" group, jika group group yang isinya "ngalor ngidul", saya lebih memilih untuk izin left group :)

Cara mengontrol jadwal harian yaitu konsisten terhadap jadwal yang telah kita buat hingga kita terbiasa mba.. mulai dari konsisten  1 bulan, 2 bulan dan dilanjutkan 3 bulan. InsyaAllah akan menjadi kebiasaan baik secara terus menerus. Sistem evaluasi bisa dilakukan per minggu atau per 2 minggu atau per bulan, disesuaikan dengan kondisi kita masing-masing.

Komentar

Postingan Populer